DESA-DESA DI KAKI GUNUNG TAMBORA
Posting: 15 Juni 2020
Oleh: Ikrar Ferdiansyah
Oleh: Ikrar Ferdiansyah
Terdapat
12 (dua belas) desa binaan yang di targetkan oleh Balai Taman Nasional Tambora.
Berikut data 12 desa binaan dan potensi desa masing-masing :
Kecamatan Tambora
1. Desa Oi Bura
Desa
Oibura merupakan desa yang berada di Kecamatan
Tambora Kabupaten Bima, berada di kisaran 80 10’ 35,9” LS dan
1170 49’ 26,2” BT merupakan desa yang berada di sebelah barat
caldera/gunung tambora.
Potensi
pengembangan kegiatan pemberdayaan masyarakat sebagai berikut :
a. Pengembangan jalur pendakian (resmi)
b. Terdapat
kebun kopi di sepanjang jalur pendakian pancasila
c. Pure
Agung Tambora
d. Air
terjun
e. Uma
Nae
f. Pabrik
kopi
g. Kebun
jeruk
h. Terdapat
situs budaya bekas peradaban pada masa lampau/situs bersejarah
i. Disepanjang
jalur pendakian pancasila tertutupi vegetasi yang lebat merupakan perwakilan
salah satu ekosistem hutan hujan tropis. Kondisi ini tentu menawarkan keunikan
tersendiri di banding dengan jalur lainnya.
j. Terdapat
situs penggalian oi bura. Di situs ini merupakan daerah bekas fosil manusia dan
rumah-rumah kayu yang tertimbun abu vulkanik pada ratusan tahun lalu saat
meletus gunung tambora.
k. Rumah
sewa bekas kerajaan yang disewakan ke turis-turis.
l. Membembentuk kelompok binaan.
2. Desa Oi panihi
Desa
Oi Panihi merupakan salah Desa yang wilayah administrasinya
terletak pada wilayah Kecamatan Tambora
Kabupaten Bima yang memiliki luas wilayah 6,32 Km² dengan tinggi dari
permukaan laut 9 mdpl.
Potensi
pengembangan kegiatan pemberdayaan masyarakat sebagai berikut :
a.
Wisata
air terjun Oi Panihi dan air terjun Mpori mada yang letaknya ± 3 Km dari
pemukiman warga.
b.
Adanya
pembangkit listrik tenaga air (PLTA)
c.
Potensi
laut yang menyimpan banyak kekayaan laut
d.
Adanya 2
(dua) jalur menuju puncak gunung tambora, yaitu bagian barat (dapat menggunakan
kendaraan) dan bagian timur (jalur tracking) yang menurut masyarakat jalur
tersebut sangat cepat untuk menuju puncak tambora dan melalui 2 air terjun yang
belum memasuki kawasan TN Tambora, akan tetapi jalur tersebut bukanlah jalur
resmi (illegal).
e.
Pembentukan
kelompok binaan
Desa Oi Panihi mempunyai potensi
yang patut untuk diperhatikan, pasalnya sudah banyak wisatawan local dan asing
yang telah datang dan berkunjung pada desa tersebut baik hanya untuk sekedar
menikmati wisata air terjunnya, maupun untuk mendaki ke puncak tambora
menggunakan jalur yang belum resmi (illegal).
3. Desa Kawinda Toi
Desa
Kawinda To’i merupakan salah Desa yang wilayah administrasinya terletak pada
wilayah Kecamatan Tambora Kabupaten Bima
yang memiliki luas wilayah 407,63 Km² dengan tinggi dari permukaan laut 17
mdpl.
Potensi
pengembangan kegiatan pemberdayaan masyarakat sebagai berikut :
a.
Pengembanan
jalur pendakian (resmi)
b.
Wisata
Air terjun Oi Marai, Oi marai memeliki sekitar 7 air terjun yang telah
ditemukan oleh masyarakat dan masih memiliki kemungkinan bahwa masih terdapat
lagi air terjun lain yang belum ditemukan. Air terjun tersebut diantaranya
berada di dalam kawasan TN Tambora dan berada di luar kawasan. Untuk air terjun
yang berada di luar kawasan oleh masyarakat di kelola dengan swadaya masyarakat
dan menjadi sumber pemasukan msayarakat dengan menjaga kendaraan milik
pengunjung dan menjadi pemandu wisata.
c.
Wisata
Rumah Lebah “ Uma Ani” terdapat 3 (tiga) titik terdapatnya sarang lebah yang
banyak menurut masyarakat dan telah diberikan nama lokal, yaitu Uma ani Oi
Katupa, Nanga La Hami, dan Sori Na’e. Rumah lebah Oi Katupa inilah yang masih masih di manfaatkan oleh masyarakat
kawinda to’i.
d.
Wisata
bahari, daerah pesisir panatai desa kawinda to’i menjadi tempat bertelurnya
penyu-penyu, sehingga masyarakat memiliki kesadaran untuk membentuk komunitas
terumbu karang untuk menyelamatkan terumbu karang dan penyu.
e. Pembentukan kelompok binaan
4. Desa Oi Katupa
Desa Oi Katupa
merupakan salah Desa yang wilayah
administrasinya terletak pada wilayah Kecamatan Tambora Kabupaten Bima yang memiliki luas wilayah 50
Km² dengan tinggi dari permukaan laut 76 mdpl.
Potensi
pengembangan kegiatan pemberdayaan masyarakat sebagai berikut :
a.
Tanjung
kursi “Toro Kadera” batu yang berbentuk kursi yang disebut oleh warga sebagai
tempat beristirahatnya Raja Tambora saat sedang
mengunjungi kerajaan tetangga.
b.
Pantai air tawar “Oi Caba” yang berada di
sebelah timur Desa Oi katupa, pantai ini memimiliki air tawar di bibir
pantainya yang bias di minum.
c.
Mata Air
Katupa yang tidak pernah habis dan mongering, debit airnya akan semakin besar
saat musim kemaurau dan mengecil saat musim hujan, mata air inilah yang
dimanfaatkan oleh masyarakat untuk keperluan sehari hari dan mengairi lahan.
d.
Rumah
Lebah “Uma Ani” lebah madu yang bersarang pada pohon duabanga molucana dalam koloni yang sangat banyak ini menjadikan
tempat tersebut memberkan pemandangan yang menakjubkan, rumah lebah inilah yang menjadi sumber pemasukan
ekonomi bagi masyarakat dan desa. Akan tetapi walaupun letaknya yang berda pada
Desa Oi Katupa namun pemanfaatannya masih di pegang oleh Desa Kawinda To’i.
e. Perkebunan Jambu Mete
f. Pembentukan kelompok binaan
Kecamatan
Pekat Kabupaten Dompu
1. Desa Sori tatanga
Desa
Soritatanga merupakan desa yang berada di Kecamatan Pekat Kabupaten Dompu, berada di kisaran 80
23’ 51,9” LS dan 1170 54’ 38,5” BT merupakan desa yang berada di
sebelah barat daya caldera/gunung tambora. Desa ini berada di sekitaran 2,3 km
dari batas terluar Taman Nasional Tambora.
Potensi
pengembangan kegiatan pemberdayaan masyarakat sebagai berikut :
a. Terdapat jalur pendakian Doroncanga yang sangat
potensial dengan keunikan sabana disepanjang jalur pendakian yang sangat cocok
untuk arena motor trail, mobil 4x4, dan berkuda.
b. padang savanna,
c. Hutan cemara;
d. Hutan hujan torpis
e. Pembentukan kelompok Binaan
2. Desa Tambora
Desa Tambora merupakan desa yang berada
di Kecamatan Pekat Kabupaten Dompu,
berada di kisaran 80 10’ 35,9” LS dan 1170 49’ 26,2” BT
merupakan desa yang berada di sebelah barat caldera/gunung tambora. Desa ini
berada di sekitaran 12,3 km dari batas terluar Taman Nasional Tambora.
Potensi
pengembangan kegiatan pemberdayaan masyarakat sebagai berikut :
a.
Jalur Pendakian
b.
Terdapat kebun kopi
di sepanjang jalur pendakian.
c.
Terdapat situs
budaya bekas peradaban pada masa lampau
d.
Disepanjang jalur
pendakian pancasila tertutupi vegetasi yang lebat merupakan perwakilan salah
satu ekosistem hutan hujan tropis.
e.
Terdapat situs
penggalian oi bura.
f.
Rumah sewa
g.
Pembentukan kelompok
binaan
3. Desa Doropeti
Desa
Doropeti merupakan desa yang berada di Kecamatan Pekat Kabupaten Dompu, berada di kisaran 80
20’ 55,7” LS dan 1170 49’ 57,2” BT merupakan desa yang berada di
sebelah barat daya caldera/gunung tambora. Desa ini berada di sekitaran 6,3 km
dari batas terluar Taman Nasional Tambora.
TN Tambora
memiliki 5 jalur pendakian yang tersebar di lingkar tambora. Jalur pendakian
terdekat dari desa Doropeti adalah jalur Pendakian Gunung sari dengan jarak
antara Desa Soritatanga dengan pintu gerbang jalur pendakian Doroncanga hanya
berjarak 2,3 Km. Pada gambar di bawah ini di tampilkan posisi Desa Doropeti
dengan Jalur pendakian Gunung Sari.
potensi-potensi
wisata pada FGD di Kantor Desa Doropeti:
1. Terdapat jalur pendakian Gunungsari yang sangat
potensial dengan keunikan sabana disepanjang jalur pendakian yang sangat cocok
untuk arena motor trail, mobil 4x4, dan berkuda. Kondisi ini hamper mirip
dengan jalur pendakian Doroncanga.
2. padang savanna: TN Tambora memiliki luas kawasan
sebesar 71.546 Ha dengan 40% tutupan lahan pada kawasan tersebut meruapak savanna.
Kondisi sangat potensial untuk wisata kemah, motor trail, dsb.
3. Hutan cemara; dan
4. Hutan hujan tropis
4. Desa Nangkara
Desa
Nangakara merupakan desa yang berada di Kecamatan Pekat Kabupaten Dompu, berada di kisaran 80
19’ 30,2” LS dan 1170 47’ 42,8” BT merupakan desa yang berada di
sebelah barat daya caldera/gunung tambora. Desa ini berada di sekitaran 10,3 km
dari batas terluar Taman Nasional Tambora.
Jalur
pendakian terdekat dari desa Nangakara adalah jalur Pendakian Gunungsari dengan
jarak antara Desa Nangakara dengan pintu gerbang jalur pendakian Gunungsari
hanya berjarak 2,6 Km. Pada gambar di bawah ini di tampilkan posisi Desa
Nangakara dengan Jalur pendakian Gunungsari.
potensi
jalur pendakian gunung sari, terdapat pula beberapa potensi wisata potensial
yang dapat dikembangkan di Desa Nangakara yaitu:
1. Air terjun Nangakara
2. Kebun nenas
3. Kebun semangka
4. Kebun buah lainnya seperti pisang.
5. Desa Calabai
Desa
Calabai merupakan desa yang berada di Kecamatan
Pekat Kabupaten Dompu, berada di kisaran 80 12’ 41,5” LS dan
1170 42’ 28,5” BT merupakan desa yang berada di sebelah barat
caldera/gunung tambora. Desa ini berada di sekitaran jauh dari batas terluar
Taman Nasional Tambora, yaitu sekitar 20-an km.
Jalur
pendakian terdekat dari desa Calabai adalah jalur Pendakian Pancasila dengan
jarak antara Desa Calabai dengan pintu gerbang jalur pendakian Pancasila cukup
jauh, sekitar 15,3 Km. Pada gambar di
bawah ini di tampilkan posisi Desa Calabai dengan Jalur pendakian Pancasila.
Sejak
puluhan tahun lalu di desa ini terkenal dengan jalur perdagangan. Belum lagi
isu tetang kawasan strategis SAMOTA (Satonda, Moyo dan Tambora) yang masuk
dalam KSN (Kawasan Strategis Nasional) dan KSD (Kawasan Strategis Daerah)
menjadikan isu pembangunan pelabuhan besar di Desa Calabai semakin menguat.
Tentu saja kondisi ini dapat memacu laju pertumbuhan pariwisata, dimana
pelabuhan besar Calabai dapat menjadi gerbang baru masuknya Wisnus (Wisatawaan
Nusantara) bahkan Wisman (Wisatawan Mancanegara) dari Pulau Bali maupun Lombok.
berikut
potensi-potensi wisata pada FGD di Kantor Desa Calabai:
1. Terdapat pelabuhan besar yang sudah beroperasi puluhan
tahun yang dapat dijadikan “pintu gerbang wisata” di Desa Calabai.
2. Desa calabai merupakan jalur trans yang menghubungkan
Desa Pancasila dimana di Desa ini merupakan gerbang jalur pendakian pancasila
Kecamatan Kempo
1. Desa Tolokalo
Desa Tolokalo merupakan Desa yang wilayah administrasinya terletak pada
wilayah Kecamatan Kempo Kabupaten Dompu
yang memiliki luas wilayah 16,32 Km² dengan tinggi dari permukaan laut 7 mdpl.
Desa Tolokalo merupakan salah satu satu desa yang tingkat aktivitas masyarakat
dalam kawasan hutan cukup tinggi dengan jumlah penduduk sebesar 2.009 jiwa,
dengan bermata pencaharian sebagai buruh tani, peternak pegadagang, tukang
ojek, tukang kayu dan PNS.
Desa Tolokalo memiliki desa yang berada didalam
kawasan yang sekarang tekah menjadi zona khusus, sehingga masyarakat yang telah
lama berdiam di desa tersebut tidak boleh memperluas lagi wilayahnya dan
membuka lahan-lahan pertanian di dalamnya dan juga harus ikut serta dalam
menjaga kawasan TN Tambora. Desa Tolokalo memiliki beberapa potensi wisata yang
antara lain :
1.
Goa
Burung Walet yang berada di dalam kawasan zona khusus sebelah utara, menurut
warga yang telah melihat, bahwa disana banyak terdapat burung wallet yang
mendiami Goa tersebut.
2.
Mata Air
Oi Raca, Ngguwu Mpori, Ngguwu Wuba, dan Ngguwu Fanda yang mengairi persawahan
milik masyarakat.
3.
Air
terjun yang di beri nama Oi Dore Jambu yang menurut masyarakat tidak pernah
kering yang berada di dalam kawasan.
4.
Rumah
lebah yang berada pada lereng tebing yang diberi nama Uma Ani Rengge Sanda.
5.
Terdapat
banyak Goa-goa yang terbentuk oleh alam seperti Goa Karombo Na’e dan Goa
Karombo Ompu Siti, dan
6.
Terdapat
pula situs bersejarah seperti Tembok benteng kerajaan dan artefak lainnya yang
menurut masyarakat merupakan sisa-sisa dari kerajaan yang di kubur oleh letusan
Gunung tambora.
Kecamatan
Sanggar
1.
Desa Piong
Desa Piong merupakan
salah Desa yang wilayah administrasinya terletak pada wilayah Kecamatan
Sanggar Kabupaten Bima yang memiliki
luas wilayah 258,38 Km² dengan tinggi dari permukaan laut 22 mdpl. Desa Piong
merupakan salah satu satu desa yang tingkat aktivitas masyarakat dalam kawasan
hutan cukup tinggi dengan jumlah penduduk sebesar 2.269 jiwa, dengan bermata
pencaharian sebagai buruh tani, peternak pegadagang, tukang ojek, tukang kayu
dan PNS.
Desa Piong juga memiliki begitu banyak jejak-jejak
peninggalan sejarah dari Kerajaan Sanggar yang terkubur oleh keganasan Gunung
Tambora masih menjadi misteri, adatnya yang masih begitu kental juga merupakan
factor pendukung dalam pengambangan wisata di daerah ini, menyadari hal
tersebut muncul niat masyarakat untuk membentuk Kelompok Masyarakat Adat yang bertujuan untuk melestarikan kembali
adat-adat bima yang berangsur-angsur menghilang dikerus zaman. Ada beberapa
titik potensi wisata yang dapat dikembangkan antara lain :
1.
Potensi
Mata air Oi Tampuro, mata air ini memiliki keunikan karna mengeluarkan debit
air yang begitu besar dan tidak pernah mengering padahal letak mata air
tersebut jauh dari kawsan hutan.
2.
Sumber-sumber
mata air yang terdapat pada jalur pendakian piong
3.
Potensi
wisata bahari yang dimana sepanjang pesisir pantai terdapat pantai pasir putih
yang sangat indah dan terdapat pula Goa di sekitaran pantai
2.
Desa Oi
Saro
Desa Oi Saro merupakan
salah Desa yang wilayah administrasinya terletak pada wilayah Kecamatan
Sanggar Kabupaten Bima yang memiliki
luas wilayah 139,13 Km² dengan tinggi dari permukaan laut 17 mdpl. Desa Oi Saro
merupakan salah satu satu desa yang tingkat aktivitas masyarakat dalam kawasan
hutan cukup tinggi dengan jumlah penduduk sebesar 816 jiwa, dengan bermata pencaharian sebagai
buruh tani, peternak pegadagang, tukang ojek, tukang kayu dan PNS.
Menurut informasi yang diberikan oleh masyarakat,
didalam kawasan TN Tambora terdapat beberapa titik mata air yang berpotensi
untuk dikembangkan menjadi bagaian dari paket wisata dan titik mata air
tersebut merupak air yang dimanfaatkan oleh
masyarakat Oi Saro untuk keseharian mata air tersebut oleh masyarakat
dinamakan Mada Oi Po’o yang berjarak
sekitar 2 Km dari pemukiman warga. Adapun beberapa potensi yang terdapat pada
wialayah Desa Oi Sara antara lain :
1.
Potensi
Mata Air nya
2.
Potensi
wilayah yang berdekatan dengan jalur pendakian piong memungkinkan untuk adannya
kelompok kuda seperti di desa piong
3.
Potensi
historis (sejarah)
4.
Tradisi
Lokal yang dimiliki (Bima dan Lombok)
5.
Memiliki
Bahasa tersendiri (Bukan Bahasa Bima)
6.
Wisata
pantai ( Pantai kagoko yang air pantai nya dapat menyembur keatas dengan
tingginya)
7.
Terdapat
banyak Goa yang terbentuk secara alam ( Goa Lenggo, Goa Uba rasi, dan Goa
Walet)
8.
Wisata
sarang lebah “Uma Ani”
Komentar
Posting Komentar