Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2019

DARI TAMBORA UNTUK MASYARAKAT KORE

Gambar
Oleh: Ikrar Ferdiansyah, S. Hut "maka gelap lagi berbalik lebih daripada malam itu, kemudian berbunyilah seperti bunyi meriam orang perang, kemudian maka turunlah kersik batu dan abu seperti dituang, lamanya tiga hari dua malam" ~Bo Sangaji Kai cuplikan di atas adalah penggalan tulisan pada kitab Bo Sangaji Kai. Kitab Bo Sangaji Kai adalah kitab harian resmi kerajaan bima, kitab ini berisi tulisan dan keseharian di Kerajaan Bima. membaca cuplikan di atas mengingatkan bahwa kemarin (19 Maret 2019), terjadi gelap dan hujan selama tiga hari mengguyur semenanjung Kore-Piong. hujan tersebut mengakibatkan banjir pada lokasi tersebut. Banjir yang menghantam kecamatan sanggar menyebabkan berbagai macam kerusakan, merendam rumah warga, sekolah, dan fasilitas umum lainnya. dampak terparah adalah patahnya tiga jembatan disepanjang jalan Kore-Piong. Menanggapi bencana tersebut, pihak Balai TN Tambora melakukan reaksi cepat dengan mengoperasionalkan truk tangki air bersih. ...

PEMBUKAAN JALUR PENDAKIAN TN TAMBORA

Gambar
Oleh: Ikrar Ferdiansyah Pada 25 Januari 2019 lalu, Balai Taman Nasional Tambora telah melakukan penutupan jalur pendakian dikarenakan cuaca ekstrim hasil rilisan dari BMKG dan otoritas instansi pengamat cuaca lainnya. sehubungan dengan kembali kondusifnya kondisi di empat jalur pendakian, maka berikut terlampir surat keputusan pembukaan kembali jalur pendakian:

TUMBUHAN DAN HEWAN YANG DILINDUNGI DI TN TAMBORA

Gambar
Oleh: Ikrar Ferdiansyah, S. Hut Dalam tabel berikut ini berisi beberapa hasil identifikasi tumbuhan dan satwa yg dilindungi yang terpadat pada kawasan Taman Nasional Tambora. Pada list di bawah ini berisi: 1. Pohon, perdu, herba, dan rumput 2. Herpetofauna 3. Anggrek 4. Mamalia 5. Kupu-Kupu; dan 6. Burung

Tanaman tambora 2: Kawi

Gambar
 Oleh: Ikrar Ferdiansyah, S. Hut Kawi dalam bahasa bima, atau dalam bahasa jawa dikenal kawista adalah tumbuhan yang termasuk suku jeruk yang berasal dari India, Sri Langka, Myanmar, dan Indo-Cina yang kemudian banyak dibudidayakan di Indonesia, terutama di Jawa dan Bali. Nama Lokal Inggris: Wood apple, elephant apple Jawa: Kawista, Kinco Bali: Kusta Manfaat  Daging buah yang sudah masak biasanya dicampur dengan gula kemudian dimakan seperti serbat beserta bijinya. Beberapa komoditi buah kawista diolah menjadi sirup. Kawista juga dapat digunakan untuk krim yang berasal hasil olahan daging buahnya. Buah kawista yang sudah masak dapat dimanfaatkan sebagai obat antara lain sebagai penurun deman, bersifat tonikum, serta dapat dimanfaatkan sebagai obat sakit perut. Duri dan kulit batang kawista dijumpai dalam berbagai ramuan obat tradisional di kawasan Indo-Cina untuk obat haid yang berlebihan, gangguan liver, gigitan dan sengatan binatang, dan untuk obat mual. Kayu kawi...